LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK INSTRUMENTASI
HEWAN COBA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hewan coba merupakan hewan yang
sengaja di kembangkan untuk keperluan penelitian dalam percobaan kali ini
praktikan akan belajar merawat dan memelihara mencit. Dengan tahu cara merawat
dan memelihara hewan coba. Nantinya akan memudahkan untuk praktikum tentang
hewan ke depannya. Mulai dari cara membuat kandang hewan coba lalu teknik
pemeliharaan dan melakukan penimbangan dan pendokumentasian hewan coba.
Praktikan akan mudah terbiasa dengan hewan.
Dengan belajar merawat hewan coba
serta mengenal alat-alatnya, tentu akan sangat berguna nantinya dalam
mengembangkan penelitian biologi di bidang hewan maupun kesehatan.
1.2. Manfaat
Melakukan
praktikum hewan coba ini akan memberi manfaat diantaranya adalah:
-
Bisa merawat dan memelihara hewan dengan benar
-
Memanfaatkan hewan pada percobaan-percobaan
tentang hewan di semester yang akan datang
-
Tidak takut untuk memegang hewan yang menurut
kebanyakan orang menjijikkan
BAB 2
DASAR TEORI
2.1. Timbangan (neraca analitik)
Jenis
neraca analitik digital mempunyai ketelitian yang sangat tinggi hingga empat
angka di belakang koma. Karena mempunyai ketelitian yang sangat tinggi maka
umumnya nilai dari neraca analitik di lengkapi dengan penutup. Pada ketiga sisi
penutupnya terbuat dari kaca. Sehingga lengan beban dapat dilihat dari luar.
Pada bagian penutup di sisi kaca dan kini dapat di geser untuk pintu memasukkan
dan mengeluarkan sampel yang akan di timbang (Khamidinal,2009).
Jenis
alat timbangan laboratorium berbeda-beda, tetapi yang penting adalah timbangan
yang dapat di gunakan untuk menimbang sampai satuan yang sangat kecil
(milligram), tetapi timbangan yang praktis adalah neraca kimia yang biasa
dipakai timbangan 1 jenis dapat menggunakan timbangan yang biasa dipakai oleh
tukang emas (Hendaryono, 1994).
Neraca
ini adalah neraca analitik bermutu tinggi, neraca ini di tempatkan di ruan g
bebas setara dan terhindar dari gangguan akibat aliran udara. Neraca ini
melakukan kalibrasi internal, tetapi untuk pemeriksaan ulang, neraca ini harus
di periksa dengan anak-anak timbangan yang sudah di identifikasi. Kalibrasi
dengan anak timbangan harus di lakukan seminggu sekali menurut instruksi di
dalam. Neraca ini hanya di gunakan untuk penimbangan tingkat analitik
(Watson,2000).
2.2. Bak Kandang
Mencit
laboratorium dapat di kandangkan dalam kotak sebesar kotak sepatu. Kotak dapat
di buat dari berbagai macam bahan, misalnya plastic (polipropilen), alumunium
atau baja tahan karat (stainlessteel). Kadang-kadang mencit dapat di tempatkan
di kandang yang mempunyai dinding dan lantai dari kawat (Smith,1988).
Adapun
system yang dipakai, paling penting untuk diperhatikan adalah persyaratan
fisiologis dan tingkah laku mencit. Persyaratan ini meliputi menjaga lingkungan
tetap kering dan bersih suhu yang memadai dan memberi ruang cukup untuk
bergerak dengan bebas dalam berbagai posisi. Selanjutnya, system kandang harus
di lengkapi makanan dan minuman yang mudah di capai oleh mencit. Plastic ini
juga di sterilkan karena tidak begitu tahan panas. Dan kandang tidak boleh
diisi sampai berdesak-desakan agar hewan dapat bergerak bebas (Otis dan
Foster,1983).
Prinsip
dasar yang perlu dicamkan kalau memilih kotak mencit ialah bahwa kotak harus
mudah dibersihkan dan di sterilkan. Kotak mencit harus tahan lama, tahan di
gigit dan mencit tidak dapat lepas. Biasanya kotak yang di buat dari plastic
polivinil klorida (PVC) tidak begitu memuaskan karena plastic lunak dan digigit
oleh mencit. Plastic ini juga di sterilkan karena tidak begitu tahan panas
(Mangkusdijo,1988).
2.3. kotak makan
Setiap
hari mencit diberi makan sebanyak 5gr dan di hitung sisanya pada hari besok.
Jika ada sisa pada mencit, setiap hari makan dengan konsumsi 5gr. Jadi makanan
5 gram tersebut tidak ada sisa setiap hari seekor mencit dewasa makan 3-5 gram
makanan kalau mencit sedang hamil atau menyusui nafsu makannya bertambah
(Smith,1988).
Mencit
laboratorium biasanya di beri makan makanan berbentuk pellet tanpa batas (ad
libitium) kotak berbentuk seperti kotak sepatu bertutup dilengkapi dengan
tempat makanan diatasnya. Bagian tutup ini melekuk miring cukup ke dalam kotak
sehingga mencit yang baru disapih atau dipisahkan dari induknya, dengan mudah
dapat mencapai makanan. System pemberian makanan mencit seperti ini lebih baik
daripada memakai wadah kecil. (missal : kaleng) yang diletakkan dalam kotak
diatas. Dengan penggunaan kaleng atau wadah lain dalam kotak, makanan cepat
menjadi kotor oleh air kencing dan tinja. Makanan banyak yang rusak dan harus
di buang. Mencit laboratorium tidak boleh dalam keadaan tanpa air minum dan
makanan. Dan wadah atau tempat yang di gunakan seperti pada gambar diatas cukup
ideal dan efisien (Smith,1988).
2.4. Botol Minum
System
lain untuk memberi minum mencit yaitu system otomatis. System otomatis tidak
mempunyai masalah seperti system dengan menggunakan botol plastic dengan
menggunakan pipa logam. Tetapi pemasangan system otomatis dikamar mencit
laboratorium mahal sekali dan diperlukan kotak mencit khusus yang cocok dengan
pipa-pipa dan katub air (Brunei,2004).
2.5. Kawat
System
kandang yang dipakai paling penting untuk diperhatikan adalah persyaratan fisiologis
dan tingkah laku mencit. Persyaratan ini meliputi menjaga lingkungan tetap
kering dan bersih, suhu yang memadai dan memberi ruang yang lingkup cukup untuk
bergerak dengan bebas dalam berbagai posisi. Selanjutnya, system kandang harus
dilengkapi makanan dan minuman yang mudah di capai oleh mencit dan kandang
tidak boleh diisi oleh mencit sampai berdesakan agar hewan dapat bergerak bebas
(Otis dan foster,1983).
2.6. mencit
Mencit
liar atau mencit rumah adalah hewan semarga dengan mencit laboratorium. Hewan
tersebut tersebar diseluruh dunia dan sering ditemukan di dekat atau didalam
gedung dan rumah yang dihuni manusia. Mencit juga banyak ditemukan di derah
lain yang tidak dekat dengan manusia, asal ada tempat berlindung dan makanan.
Semua galur mencit laboratorium yang ada pada waktu ini merupakan dari mencit
liar sesudah melalui peternakan selektif. Bulu mencit liar berwarna kelabu dan
warna perut sedikit lebih pucat. Mata berwarna hitam dan kulit berpigmen. Berat
badan bervariasi, pada umumnya pada umur empat minggu berat badan kira-kira
sampai dan sama dengan mencit liar. Tetapi setelah di ternakkan secara selektif
selama delapan puluh tahun yang lalu. Sekarang ada berbagai warna bulu dan
timbul banyak galur dengan berat badan yang berbeda-beda (Smith, 1988).
Pada
umumnya, makanan mencit dengan kualitas tetap harus tersedia sebab perubahan
kualitas dapat menyebabkan penurunan berat badan dan tenaga. Akan tetapi, bahan
dasar makanan mencit dapat bervariasi, misalnya dengan susunan sebagai berikut
: protein, lemak, pati, serat kasar atau kurang dan abu. Selanjutnya makanan
mencit harus berisi vitamin A, vitamin D, alfa tokoferol, asam lonoleat,
tiamin, dan lain-lain (Mangkoewidjojo.1988).
Mencit
laboratorium mempunyai berat badan kira-kira sama dengan mencit liar, yaitu
umumnya pada umur empat minggu berat badan mencapai 18-20 gram. Pada umur enam
bulan atau lebih mencapai 30-40 gram. Tetapi setelah diternakkan secara
selektif selama delapan puluh tahun yang lalu sekarang ada berbagai warna bulu
yang ada dan timbul banyak galur dengan berat badan yang berbeda (Smith,1988).
Mencit
dapat di klasifikasikan sebagai berikut: nama binomial Linnaeus.1758
Kingdom Animalia
Filum Chordata
Ordo Mamalia
Family Rodentia
Genus Muridae
Spesies
Mus
Mus
musculus
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari praktikum hewan coba ini adalah sebagai berikut :
-
Teknik membuat kandang coba yaitu di isi bak
plastic yang ada dengan serutan kayu secukupnya, lalu di letakkan bak makanan
dan di tutup dengan kawat jarring dan atasnya di beri pemberat, misalnya batu.
-
Teknik pemeliharaan mencit yaitu diberi makan
dan minum setiap hari dan diganti serabut kayu yang kotor atau basah
-
Teknik penimbangan yaitu menggunakan timbangan
analitik, jika makanan di timbang sebesar g gram
-
Cara pendokumentasian praktikum hewan coba ini
hanya cukup di foto dan di catat berat badannya serta makanan yang dihabiskan
setiap harinya
DAFTAR PUSTAKA
Brunie,David. 2004. Explore
mamalia. Jakarta : Erlangga
Khamidinal. 2009. Teknik
laboratorium kimia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Kusumawati,Diah.2004. bersahabat
dengan hewan coba. Yogyakarta : UGM press
Magkuenidjojo,Soesanto. 1988. Pemeliharan pembiakan penggunaan hewan coba. Yogyakarta : UGM press
Smith,John. 1988. Pemeliharan
pembiakan penggunaan hewan percobaan di daerah tropis .Jakarta : UI press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar