Sabtu, 25 Agustus 2012

laporan praktikum teknik instrumentasi


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK INSTRUMENTASI
HEWAN COBA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Hewan coba merupakan hewan yang sengaja di kembangkan untuk keperluan penelitian dalam percobaan kali ini praktikan akan belajar merawat dan memelihara mencit. Dengan tahu cara merawat dan memelihara hewan coba. Nantinya akan memudahkan untuk praktikum tentang hewan ke depannya. Mulai dari cara membuat kandang hewan coba lalu teknik pemeliharaan dan melakukan penimbangan dan pendokumentasian hewan coba. Praktikan akan mudah terbiasa dengan hewan.
Dengan belajar merawat hewan coba serta mengenal alat-alatnya, tentu akan sangat berguna nantinya dalam mengembangkan penelitian biologi di bidang hewan maupun kesehatan.
1.2. Manfaat
                Melakukan praktikum hewan coba ini akan memberi manfaat diantaranya adalah:
-          Bisa merawat dan memelihara hewan dengan benar
-          Memanfaatkan hewan pada percobaan-percobaan tentang hewan di semester yang akan datang
-          Tidak takut untuk memegang hewan yang menurut kebanyakan orang menjijikkan
BAB 2
DASAR TEORI
2.1. Timbangan (neraca analitik)
                Jenis neraca analitik digital mempunyai ketelitian yang sangat tinggi hingga empat angka di belakang koma. Karena mempunyai ketelitian yang sangat tinggi maka umumnya nilai dari neraca analitik di lengkapi dengan penutup. Pada ketiga sisi penutupnya terbuat dari kaca. Sehingga lengan beban dapat dilihat dari luar. Pada bagian penutup di sisi kaca dan kini dapat di geser untuk pintu memasukkan dan mengeluarkan sampel yang akan di timbang (Khamidinal,2009).
                Jenis alat timbangan laboratorium berbeda-beda, tetapi yang penting adalah timbangan yang dapat di gunakan untuk menimbang sampai satuan yang sangat kecil (milligram), tetapi timbangan yang praktis adalah neraca kimia yang biasa dipakai timbangan 1 jenis dapat menggunakan timbangan yang biasa dipakai oleh tukang emas (Hendaryono, 1994).
                Neraca ini adalah neraca analitik bermutu tinggi, neraca ini di tempatkan di ruan g bebas setara dan terhindar dari gangguan akibat aliran udara. Neraca ini melakukan kalibrasi internal, tetapi untuk pemeriksaan ulang, neraca ini harus di periksa dengan anak-anak timbangan yang sudah di identifikasi. Kalibrasi dengan anak timbangan harus di lakukan seminggu sekali menurut instruksi di dalam. Neraca ini hanya di gunakan untuk penimbangan tingkat analitik (Watson,2000).
2.2. Bak Kandang
                Mencit laboratorium dapat di kandangkan dalam kotak sebesar kotak sepatu. Kotak dapat di buat dari berbagai macam bahan, misalnya plastic (polipropilen), alumunium atau baja tahan karat (stainlessteel). Kadang-kadang mencit dapat di tempatkan di kandang yang mempunyai dinding dan lantai dari kawat (Smith,1988).
                Adapun system yang dipakai, paling penting untuk diperhatikan adalah persyaratan fisiologis dan tingkah laku mencit. Persyaratan ini meliputi menjaga lingkungan tetap kering dan bersih suhu yang memadai dan memberi ruang cukup untuk bergerak dengan bebas dalam berbagai posisi. Selanjutnya, system kandang harus di lengkapi makanan dan minuman yang mudah di capai oleh mencit. Plastic ini juga di sterilkan karena tidak begitu tahan panas. Dan kandang tidak boleh diisi sampai berdesak-desakan agar hewan dapat bergerak bebas (Otis dan Foster,1983).
                Prinsip dasar yang perlu dicamkan kalau memilih kotak mencit ialah bahwa kotak harus mudah dibersihkan dan di sterilkan. Kotak mencit harus tahan lama, tahan di gigit dan mencit tidak dapat lepas. Biasanya kotak yang di buat dari plastic polivinil klorida (PVC) tidak begitu memuaskan karena plastic lunak dan digigit oleh mencit. Plastic ini juga di sterilkan karena tidak begitu tahan panas (Mangkusdijo,1988).
2.3. kotak makan
                Setiap hari mencit diberi makan sebanyak 5gr dan di hitung sisanya pada hari besok. Jika ada sisa pada mencit, setiap hari makan dengan konsumsi 5gr. Jadi makanan 5 gram tersebut tidak ada sisa setiap hari seekor mencit dewasa makan 3-5 gram makanan kalau mencit sedang hamil atau menyusui nafsu makannya bertambah (Smith,1988).
                Mencit laboratorium biasanya di beri makan makanan berbentuk pellet tanpa batas (ad libitium) kotak berbentuk seperti kotak sepatu bertutup dilengkapi dengan tempat makanan diatasnya. Bagian tutup ini melekuk miring cukup ke dalam kotak sehingga mencit yang baru disapih atau dipisahkan dari induknya, dengan mudah dapat mencapai makanan. System pemberian makanan mencit seperti ini lebih baik daripada memakai wadah kecil. (missal : kaleng) yang diletakkan dalam kotak diatas. Dengan penggunaan kaleng atau wadah lain dalam kotak, makanan cepat menjadi kotor oleh air kencing dan tinja. Makanan banyak yang rusak dan harus di buang. Mencit laboratorium tidak boleh dalam keadaan tanpa air minum dan makanan. Dan wadah atau tempat yang di gunakan seperti pada gambar diatas cukup ideal dan efisien (Smith,1988).
2.4. Botol Minum
                System lain untuk memberi minum mencit yaitu system otomatis. System otomatis tidak mempunyai masalah seperti system dengan menggunakan botol plastic dengan menggunakan pipa logam. Tetapi pemasangan system otomatis dikamar mencit laboratorium mahal sekali dan diperlukan kotak mencit khusus yang cocok dengan pipa-pipa dan katub air (Brunei,2004).
2.5. Kawat
                System kandang yang dipakai paling penting untuk diperhatikan adalah persyaratan fisiologis dan tingkah laku mencit. Persyaratan ini meliputi menjaga lingkungan tetap kering dan bersih, suhu yang memadai dan memberi ruang yang lingkup cukup untuk bergerak dengan bebas dalam berbagai posisi. Selanjutnya, system kandang harus dilengkapi makanan dan minuman yang mudah di capai oleh mencit dan kandang tidak boleh diisi oleh mencit sampai berdesakan agar hewan dapat bergerak bebas (Otis dan foster,1983).
2.6. mencit
                Mencit liar atau mencit rumah adalah hewan semarga dengan mencit laboratorium. Hewan tersebut tersebar diseluruh dunia dan sering ditemukan di dekat atau didalam gedung dan rumah yang dihuni manusia. Mencit juga banyak ditemukan di derah lain yang tidak dekat dengan manusia, asal ada tempat berlindung dan makanan. Semua galur mencit laboratorium yang ada pada waktu ini merupakan dari mencit liar sesudah melalui peternakan selektif. Bulu mencit liar berwarna kelabu dan warna perut sedikit lebih pucat. Mata berwarna hitam dan kulit berpigmen. Berat badan bervariasi, pada umumnya pada umur empat minggu berat badan kira-kira sampai dan sama dengan mencit liar. Tetapi setelah di ternakkan secara selektif selama delapan puluh tahun yang lalu. Sekarang ada berbagai warna bulu dan timbul banyak galur dengan berat badan yang berbeda-beda (Smith, 1988).
                Pada umumnya, makanan mencit dengan kualitas tetap harus tersedia sebab perubahan kualitas dapat menyebabkan penurunan berat badan dan tenaga. Akan tetapi, bahan dasar makanan mencit dapat bervariasi, misalnya dengan susunan sebagai berikut : protein, lemak, pati, serat kasar atau kurang dan abu. Selanjutnya makanan mencit harus berisi vitamin A, vitamin D, alfa tokoferol, asam lonoleat, tiamin, dan lain-lain (Mangkoewidjojo.1988).
                Mencit laboratorium mempunyai berat badan kira-kira sama dengan mencit liar, yaitu umumnya pada umur empat minggu berat badan mencapai 18-20 gram. Pada umur enam bulan atau lebih mencapai 30-40 gram. Tetapi setelah diternakkan secara selektif selama delapan puluh tahun yang lalu sekarang ada berbagai warna bulu yang ada dan timbul banyak galur dengan berat badan yang berbeda (Smith,1988).
                Mencit dapat di klasifikasikan sebagai berikut: nama binomial Linnaeus.1758
Kingdom              Animalia
                Filum                     Chordata
                                Ordo                      Mamalia
                                                Family                   Rodentia
                                                                Genus                   Muridae
                                                                                Spesies                                 Mus
                                                                                                                Mus musculus
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
                Kesimpulan dari praktikum hewan coba ini adalah sebagai berikut :
-          Teknik membuat kandang coba yaitu di isi bak plastic yang ada dengan serutan kayu secukupnya, lalu di letakkan bak makanan dan di tutup dengan kawat jarring dan atasnya di beri pemberat, misalnya batu.
-          Teknik pemeliharaan mencit yaitu diberi makan dan minum setiap hari dan diganti serabut kayu yang kotor atau basah
-          Teknik penimbangan yaitu menggunakan timbangan analitik, jika makanan di timbang sebesar g gram
-          Cara pendokumentasian praktikum hewan coba ini hanya cukup di foto dan di catat berat badannya serta makanan yang dihabiskan setiap harinya
DAFTAR PUSTAKA
Brunie,David. 2004. Explore mamalia. Jakarta : Erlangga
Khamidinal. 2009. Teknik laboratorium kimia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Kusumawati,Diah.2004. bersahabat dengan hewan coba. Yogyakarta : UGM press
Magkuenidjojo,Soesanto. 1988. Pemeliharan pembiakan penggunaan hewan coba. Yogyakarta : UGM press
Smith,John. 1988. Pemeliharan pembiakan penggunaan hewan percobaan di daerah tropis .Jakarta : UI press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar