Senin, 03 September 2012

laporan praktikum kimia dasar 1 pembuatan larutan


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR 1
PEMBUATAN LARUTAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering membuat the atau kopi dan diberi gula agar manis. Gula adalah zat padat yang memiliki kemampuan melarut berbeda dengan zat cair ataupun gas. Saat kita membuat teh dan dicampur dengan gula yang merupakan padatan kenapa setelah di aduk beberapa saat gula yang merupakan zat padat tiba-tiba hilang tak berbekas, hal ini disebabkan oleh kemampuan melarut setiap jenis zat berbeda satu sama lain itu sebabnya larutan dalam kimia sangat penting.
Dalam praktikum yang akan kita lakukan, kita akan memahami dan mempraktekkan teknik-teknik membuat larutan yang dalam pembuatannya tidaklah sederhana. Diperlukan perhitungan yang tepat dan benar sehingga hasil dan data yang dihasilkan lebih valid dan tidak ada waktu yang akan tersia-sia.
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat dalam sejumlah tertentu pelarut atau larutan. Kita akan membahas zat terlarut adalah suatu zat cair atau padat dan pelarut adalah suatu zat cair. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan berbagai cara, salah satu satuan konsentrasi yang paling umum dalam kimia adalah molaritas atau konsentrasi molar yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Molaritas didefinisikan oleh persamaan berkut (Chang .2004.hal:107):
M = molalitas =
Prosedur untuk menyiapkan suatu larutan yang molaritasnya diketahui adalah sebagai berikut, zat terlarut ditimbang secara akurat dan kemudian dimasukkan kedalam labu volumeterik melalui corong, selanjutnya air ditambahkan secara perlahan kedalam labu ukur kemudian labu ukur digoyang perlahan untuk melarutkan padatan. Setelah semua padatan melarut, air di tambahkan kembali secara perlahan sampai ketinggian larutan tepat mencapai tanda volume. Dengan mengetahui volume larutan dan kuantitasnya senyawa yang terlarut, kita dapat menghitung molaritas larutan dengan persamaan mol zat terlarut dibagi dengan liter larutan. Pengenceran adalah prosedur untk menyimpan larutan yang kurang pekat dari larutan yang lebih pekat (Chang,2004).
 x  = mol zat terlarut
Karena semua zat terlarut berasal dari larutan stok awal, maka dapat disimpulkan bahwa massa awal dikali volum awal mol zat pelarut sebelum pengenceran sama dengan massa akhir dikali volum akhir mol zat terlarut setelah pengenceran. Dan dapat kita pastikan M awal > M akhir dan V akhir > V awal (Chang,2004).
Bila suatu partikel zat terlarut larut dalam zat lainnya (pelarut) partikel zat terlarut akan menyebar keseluruh pelarut partikel zat terlarut ini menempati posisi yang biasanya ditempati oleh molekul pelarut. Kemudian partikel zat terlarut menggantikan molekul bergantung pada kekuatan relative dari tiga jenis interaksi yaitu : 1. Interaksi pelarut-pelarut. 2. Interaksi zat terlarut- zat terlarut. 3. Interaksi pelarut-zat terlarut. Proses pelarutan ini berlangsung dalam tiga tahap berbeda , tahap 1 ialah pemisahan molekul pelarut. Tahap dua adalah pemisahan molekul zat terlarut, kedua tahap ini memerlukan input energy untuk memutuskan tarik-menarik antar molekul, dengan demikian tahap ini adalah tahap endotermik pada tahap 3 molekul pelarut dan molekul zat terlarut bercampur. Tahap ini dapat bersifat eksotermik atau endotermik. Kalor pelarutan delta H larutan mengikuti rumus persamaan (Chang,2004):
ΔH larutan = ΔH1 + ΔH2 + ΔH3
Jenis-jenis satuan konsentrasi dibagi menjadi tiga macam yaitu: persen berdasar massa, molaritas, dan molalitas. Persen berdasarkan massa didefinisikan sebagai massa zat terlarut per massa pelarut ditambah massa pelarut dikali seratus persen. Molaritas adalah mol zat terlarut yang dilarutkan dalam 1Kg (1000g) pelarut pengaruh suhu terhadap kelarutan yaitu kelarutan padatan dan suhu, kelarutan gas dan suhu (Chang, 2004).
Kadang-kadang diperlukan penyiapan larutan encer dengan konsentrasi tertentu dari suatu larutan yang lebih pekat dengan cara menambahkan pelarut murni. Andaikan konsentrasi awal (molaritas) diketahui sebagai (ci mol L-1)(V₁L) = ci. V₁ ini tidak berubah karena pengenceran menjadi volume akhir Vf karena hanya pelarut, dan bukan zat terlarut yang ditambahkan, jadi CiVi = efVf dan molaritas akhirnya (David,2001):
Cf =  =
Sifat-sifat suspense zat terlarut dibagi menjadi dua bagian yaitu (David,2001):
1.       Larutan berair dari suspense molekul
Zat molekular yang memiliki molekul polar mudah di larutkan dalam air, contohnya gula (C₁₂H₂₂O₁₁). Apapun rumus umumnya, gula tidak mengandung molekul air tetapi mereka memiliki gugus polar O-H yang terikat pada atom karbon.
2.       Larutan berair dari suspense ionic (elektrolit)
Kalium sulfat ialah padatan ionik yang larut dalam air menghasilkan sampai 120 g/L pada suhu 25⁰C yaitu massa maksimum yang dapat dilarutkan dalam satu liter pada suhu 25⁰C yang disebut juga kelarutan dalam air. Persamaan kimia untuk larutan dituliskan sebagai berikut (David,2001):
K₂SO₄ → 2K⁺ + SO₄²⁻
2.2   Tinjauan Bahan
2.2.1. sukrosa
Formula kimia dari sukrosa adalah C₆H₁₂O₆ dan bentuk dari sukrosa adalah padat dan mempunyai massa relative  molekul sebesar 342,3 g/mol. Salah satu disakarida, sukrosa larut dalam air dapat larut pada suhu 186⁰C (366,8⁰F), sukrosa tidak dapat larut dalam senyawa diethyl. Campuran sama banyak dari glukosa dan fruktosa dari hidrolisis ini disebut sebagai gula invert atau gula invertosa. Nama ini diberikan karena campuran glukosa – fruktosa tersebut bersifat levorotasi (putar-kiri) sedangkan sukrosa bersifat dekstorotasi (putar-kanan) terhadap bidang polarisasi cahaya. Sukrosa digunakan sebagai pemanis disamping sebagai sumber karbohidrat yang memberikan nilai kalori bagi tubuh Ti = 185 - 186⁰C ; d = 1,6 (Fatih,2008).
2.2.2. NaCl
NaCl dikatakan juga garam dan untuk sifat fisik dari NaCl mempunyai penampilan yang tidak berbau memiliki titik didih 1413 t (2575 F) stabil dibawah kondisi biasa. Penggunaan dan penyimpanan dan bisa berbahaya jika NaCl dipanaskan diatas suhu 801⁰C (1474F) akan mengeluarkan asap yang beracun klorida dan Natrium Oksida. Adapun efek bagi kesehatan yaitu iritasi ringan pada selaput lendir dan jika tertelan dalam dosis besar (muntah,diare) dehidrasi dan kemacetan terjadi disebagian organ internal dan jika kontak langsung dengan mata akan terjadi iritasi ringan(Fatih,2008).
2.2.3 Aquades
Aquades dari istilah latin aquadestilata yang berarti air suling. Air yang diperoleh pada pengembunan uap air akibat penguapan atau pendidihan air (Fatih,2008).
DAFTAR PUSTAKA
Chang,Raymond. 2004. Kimia dasar jilid 1. Jakarta : Erlangga
Chang,Raymond. 2004. Kimia dasar jilid 2. Jakarta : Erlangga
David,W Oxtoby. 2001. Kimia modern jilid 1. Jakarta : Erlangga
Anynomous. 2010. Nordic stald kemi.