LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR 1
PEMBUATAN LARUTAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita
sering membuat the atau kopi dan diberi gula agar manis. Gula adalah zat padat
yang memiliki kemampuan melarut berbeda dengan zat cair ataupun gas. Saat kita
membuat teh dan dicampur dengan gula yang merupakan padatan kenapa setelah di
aduk beberapa saat gula yang merupakan zat padat tiba-tiba hilang tak berbekas,
hal ini disebabkan oleh kemampuan melarut setiap jenis zat berbeda satu sama
lain itu sebabnya larutan dalam kimia sangat penting.
Dalam praktikum yang akan kita
lakukan, kita akan memahami dan mempraktekkan teknik-teknik membuat larutan
yang dalam pembuatannya tidaklah sederhana. Diperlukan perhitungan yang tepat
dan benar sehingga hasil dan data yang dihasilkan lebih valid dan tidak ada
waktu yang akan tersia-sia.
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Konsentrasi larutan adalah jumlah
zat terlarut yang terdapat dalam sejumlah tertentu pelarut atau larutan. Kita akan
membahas zat terlarut adalah suatu zat cair atau padat dan pelarut adalah suatu
zat cair. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan berbagai cara, salah satu
satuan konsentrasi yang paling umum dalam kimia adalah molaritas atau
konsentrasi molar yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Molaritas didefinisikan oleh persamaan berkut (Chang .2004.hal:107):
M =
molalitas =
Prosedur untuk menyiapkan suatu
larutan yang molaritasnya diketahui adalah sebagai berikut, zat terlarut
ditimbang secara akurat dan kemudian dimasukkan kedalam labu volumeterik
melalui corong, selanjutnya air ditambahkan secara perlahan kedalam labu ukur
kemudian labu ukur digoyang perlahan untuk melarutkan padatan. Setelah semua
padatan melarut, air di tambahkan kembali secara perlahan sampai ketinggian
larutan tepat mencapai tanda volume. Dengan mengetahui volume larutan dan
kuantitasnya senyawa yang terlarut, kita dapat menghitung molaritas larutan
dengan persamaan mol zat terlarut dibagi dengan liter larutan. Pengenceran
adalah prosedur untk menyimpan larutan yang kurang pekat dari larutan yang
lebih pekat (Chang,2004).
Karena semua zat
terlarut berasal dari larutan stok awal, maka dapat disimpulkan bahwa massa
awal dikali volum awal mol zat pelarut sebelum pengenceran sama dengan massa
akhir dikali volum akhir mol zat terlarut setelah pengenceran. Dan dapat kita
pastikan M awal > M akhir dan V akhir > V awal (Chang,2004).
Bila suatu partikel zat
terlarut larut dalam zat lainnya (pelarut) partikel zat terlarut akan menyebar
keseluruh pelarut partikel zat terlarut ini menempati posisi yang biasanya
ditempati oleh molekul pelarut. Kemudian partikel zat terlarut menggantikan
molekul bergantung pada kekuatan relative dari tiga jenis interaksi yaitu : 1.
Interaksi pelarut-pelarut. 2. Interaksi zat terlarut- zat terlarut. 3. Interaksi
pelarut-zat terlarut. Proses pelarutan ini berlangsung dalam tiga tahap berbeda
, tahap 1 ialah pemisahan molekul pelarut. Tahap dua adalah pemisahan molekul zat
terlarut, kedua tahap ini memerlukan input energy untuk memutuskan
tarik-menarik antar molekul, dengan demikian tahap ini adalah tahap endotermik
pada tahap 3 molekul pelarut dan molekul zat terlarut bercampur. Tahap ini
dapat bersifat eksotermik atau endotermik. Kalor pelarutan delta H larutan
mengikuti rumus persamaan (Chang,2004):
ΔH larutan = ΔH1
+ ΔH2
+ ΔH3
Jenis-jenis satuan konsentrasi
dibagi menjadi tiga macam yaitu: persen berdasar massa, molaritas, dan
molalitas. Persen berdasarkan massa didefinisikan sebagai massa zat terlarut
per massa pelarut ditambah massa pelarut dikali seratus persen. Molaritas
adalah mol zat terlarut yang dilarutkan dalam 1Kg (1000g) pelarut pengaruh suhu
terhadap kelarutan yaitu kelarutan padatan dan suhu, kelarutan gas dan suhu
(Chang, 2004).
Kadang-kadang diperlukan penyiapan
larutan encer dengan konsentrasi tertentu dari suatu larutan yang lebih pekat
dengan cara menambahkan pelarut murni. Andaikan konsentrasi awal (molaritas)
diketahui sebagai (ci mol L-1)(V₁L) = ci. V₁ ini tidak berubah karena
pengenceran menjadi volume akhir Vf karena hanya pelarut, dan bukan zat
terlarut yang ditambahkan, jadi CiVi = efVf dan molaritas akhirnya
(David,2001):
Cf =
=
Sifat-sifat suspense
zat terlarut dibagi menjadi dua bagian yaitu (David,2001):
1.
Larutan berair dari suspense molekul
Zat molekular yang memiliki
molekul polar mudah di larutkan dalam air, contohnya gula (C₁₂H₂₂O₁₁).
Apapun rumus umumnya, gula tidak mengandung molekul air tetapi mereka memiliki
gugus polar O-H yang terikat pada atom karbon.
2.
Larutan berair dari suspense ionic (elektrolit)
Kalium sulfat ialah padatan ionik
yang larut dalam air menghasilkan sampai 120 g/L pada suhu 25⁰C
yaitu massa maksimum yang dapat dilarutkan dalam satu liter pada suhu 25⁰C
yang disebut juga kelarutan dalam air. Persamaan kimia untuk larutan dituliskan
sebagai berikut (David,2001):
K₂SO₄ → 2K⁺ + SO₄²⁻
2.2
Tinjauan Bahan
2.2.1. sukrosa
Formula kimia dari sukrosa adalah
C₆H₁₂O₆
dan bentuk dari sukrosa adalah padat dan mempunyai massa relative molekul sebesar 342,3 g/mol. Salah satu
disakarida, sukrosa larut dalam air dapat larut pada suhu 186⁰C
(366,8⁰F),
sukrosa tidak dapat larut dalam senyawa diethyl. Campuran sama banyak dari
glukosa dan fruktosa dari hidrolisis ini disebut sebagai gula invert atau gula
invertosa. Nama ini diberikan karena campuran glukosa – fruktosa tersebut
bersifat levorotasi (putar-kiri) sedangkan sukrosa bersifat dekstorotasi
(putar-kanan) terhadap bidang polarisasi cahaya. Sukrosa digunakan sebagai
pemanis disamping sebagai sumber karbohidrat yang memberikan nilai kalori bagi
tubuh Ti = 185 - 186⁰C ; d = 1,6 (Fatih,2008).
2.2.2. NaCl
NaCl dikatakan juga garam dan
untuk sifat fisik dari NaCl mempunyai penampilan yang tidak berbau memiliki
titik didih 1413 t (2575 F) stabil dibawah kondisi biasa. Penggunaan dan
penyimpanan dan bisa berbahaya jika NaCl dipanaskan diatas suhu 801⁰C
(1474F) akan mengeluarkan asap yang beracun klorida dan Natrium Oksida. Adapun
efek bagi kesehatan yaitu iritasi ringan pada selaput lendir dan jika tertelan
dalam dosis besar (muntah,diare) dehidrasi dan kemacetan terjadi disebagian
organ internal dan jika kontak langsung dengan mata akan terjadi iritasi
ringan(Fatih,2008).
2.2.3 Aquades
Aquades dari istilah latin
aquadestilata yang berarti air suling. Air yang diperoleh pada pengembunan uap
air akibat penguapan atau pendidihan air (Fatih,2008).
DAFTAR PUSTAKA
Chang,Raymond. 2004. Kimia
dasar jilid 1. Jakarta : Erlangga
Chang,Raymond. 2004. Kimia
dasar jilid 2. Jakarta : Erlangga
David,W Oxtoby. 2001. Kimia
modern jilid 1. Jakarta : Erlangga
Anynomous. 2010. Nordic stald kemi.
infonya menarik gan..
BalasHapus