Sabtu, 25 Agustus 2012

laporan praktikum teknik instrumentasi


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK INSTRUMENTASI
GENETIKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Penggandaan DNA awalnya adalah proses invivo. Namun seiring berkembangnya teknologi mulai di ciptakan alat bisa menaik turunkan suhu secara cepat yang di sebut PCR.
PCR merupakan kepanjangan dari polymerase chain reaction yang berfungsi mereplikasi DNA dari satu menjadi banyak dalam waktu yang singkat. Pertama kali ditemukan oleh Kary Milis pada tahun 1983 (Raven,2002).
Bukan hanya PCR yang telah ditemukan, nemun juga ada electroforensis dan UV trasluminator yang akan membantu praktikan mengetahui baerhasil tidak nya PCR mereplikasi DNA. Dengan mengetahui dan mengerti alat-alat ini kedepannya akan membantu praktikan mengeksplorasi susunan genetic makhluk hidup.
1.2   Manfaat
Dengan mempelajari alat-alat yang digunakan untuk penggandaan DNA, nantinya praktikan dapat mempelajari DNA dengan lebih detail dan membantu memahami tentang genetika pada semester selanjutnya. Sehingga saat di adakan penelitian tentang gen. praktikan dapat melakukannya dengan lebih benar sehingga tidak menghabiskan banyak waktu.
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 PCR
   Teknik PCR di dasarkan pada amplifikasi fragmen DNA secara spesifik dimana terjadi penggandaan molekul DNA pada setiap siklusnya secara eksponensial dalam waktu yang relative singkat. Secara umum proses ini dapat dikelompokkan dalam tiga tahap berurutan yaitu denaturasi template, annealing (penempelan) pasangan primer pada untai tunggal DNA target dan ekstention (pemanjangan atau polymerase) sehingga diperoleh amplifikasi DNA antara 10₈ - 10₉ (Chanulfiffah,2003).
Pengklonan segmen-segmen DNA untuk berbagai tujuan penggunaan (sequencing DNA) pada awalnya merupakan proses in vivo yang relative merepotkan. Akan tetapi pada tahun 1985 dikembangkan sebuah teknik in vitro, disebut polymerase chain reaction (PCR). Untuk membuat sekuens DNA apapun dalam jumlah banyak tanpa perlu pengklonan menggunakan perpustakaan atau bank gen. teknik PCR memerlukan serangkaian “primer” yang biasanya merupakan potongan pendek. (sepanjang 12-20 nukleotida) dari DNA (oligonukleotida) yang di sintesis secara kimia. Primer memiliki sekuens-sekuens nukleotida yang komplementer spesifik terhadap sekuens-sekuens pada untai berlawanan. Primer mengapit daerah target yang hendak di salin. Dengan demikian primer membatasi ujung-ujung segmen DNA yang diduplikasi. Sumber cetakan dalam jumlah yang amat kecil bisa digunakan sebagai inisiator PCR. Sebagai contoh sel pipi bisa di korek dari sebelah dalam pipi dan di tempatkan langsung ke dalam reaksi PCR (Elrad,2002).
2.2 Elektroforesis
Elektroforesis adalah teknik yang memisahkan molekul-molekul berdasarkan bentuk, muatan netto dan berat molekulernya dalam sebuah medan listrik, biasanya di atas medium penyokong padat atau semipadat, misalnya kertas atau agarosa. Teknik tersebut digunakan pertama kali pada tahun 1949 untuk membedakan hemoglobin sel sabit dari hemoglobin normal (Elrad,2002).
Elektroforesis merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan DNA berdasarkan ukuran molekulnya. Pada alat yang berfungsi memisahkan ini menggunakan tegangan sebesar 100V untuk menarik DNA yang berada pada sumur-sumur agarosa yang telah dibuat (Abbas,2004).
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik (Lewis,2003).
2.3 UV Transiluminator
Mesin UV transiluminator ini memiliki prinsip kerja yaitu memperlihatkan atau mendeteksi adanya DNA yang terbentuk dengan menggunakan sinar UV. DNA yang tersisipi etilium bromide akan berpendar saat terkena sinar UV.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas,AR.2004. celluler and molecular immunology souder camp. Pp 325-349
Bellati,JA. 2005. Immunology and genetic. Yogyakarta :UGM press
Lewis,R.2003. human genetic mc grand hills compass.bonston
Volk. 1984. Mikrobiologi dasar jilid 1. Jakarta :Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar