Sabtu, 25 Agustus 2012

laporan praktikum teknik instrumentasi ekologi


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK INSTRUMENTASI
EKOLOGI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Lingkungan hidup adalah tempat yang paling penting dan harus dijaga kelangsungannya. Lingkungan terdiri dari biotik dan abiotic , keduanya haruslah seimbang dan tugas kita sebagai manusia yang merupakan khalifah dibumi ini harus bisa menjaga dan memanfaatkan secara baik dan benar sumber daya yang ada pada alam.
Dalam rangka menjaga lingkungan, praktikan biologi wajib tahu tentang alat-alat yang akan membantu praktikan mengenal alam seperti termohigrometer, anemometer, luxs-meter dan Eijkman-grap, yang mana alat-alat ini memiliki fungsi dan kegunaan yang membantu praktikan lebih memahami lingkungan mereka.
1.2   Manfaat
Dengan melakuan praktikum ini, kita dapat lebih mengenal alam dan sudah kewajiban setiap manusia untuk menjaga dan merawat alam. Lebih memahami lingkungan dan komponen-kompone penyusunnya.
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Termohigrometer
Alat tersebut terdiri atas pupa dengan diameter tertentu yang didalamnya dilengkapi dengan kabel yang pada bagian ujung bawahnya terdapat alat pelampung kabel tersebut pada bagian atasnya dihubungkan dengan alat pencatat yang terdiri atas pencatat dan tabung yang dibalut dengan kertas grafik. Untuk memantau fluktuasi tinggi muka air tanah. Pipa beserta kabel tersebut dimasukkan kelubang dalam tanah sedemikian sehingga memungkinkan alat penampung bebas untuk naik turun mengikuti fluktuasi maka air tanah (Asadak,2007).
Angka pada termohigrometer menunjukkan bahwa keadaan kelembapan di alam berkisar dari sangat basah pada suatu pihak tertentu sampai sangat kering dipihak lain (Michael,1994).
2.2 Anemometer
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angina. Kecepatan angina adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada ketinggian dua meter di atas tanah, perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan angina merupakan factor yang menentukan kecepatan angina. Namun untuk kepentingan cuaca dan iklim, pengukuran dilakukan dipermukaan tanah yang ditanami rumput. Kecepatan angina akan berbeda pada permukaan yang ditutupi oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu. Misalnya tanaman padi, jagung, dan kedelai. Oleh karena itu kecepatan angina dipengaruhi karakteristik permukaan yang dilaluinya. Kecepata angina dapat diukur dengan alat yang disebut anemometer. Jenis anemometer bermacam-macam tapi yang paling umum digunakan adalah anemometer mangkuk (Darmono,2007).
Dalam fisika terapan, pengukuran juga memegang peranan penting, misalnya ketika berada dalam kokpit pesawat terbang, dapat melihat beberapa alat ukur ketinggian pesawat (altimeter), alat ukur kecepatan angina (anemometer), dan alat ukur tekanan udara (barometer). Nilai besaran yang ditunjukkan oleh pilot dan awak pesawat sehingga dapat melayang di udara (Fauzi,2008).
2.3 Luxs meter
Luks-meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. Luks-meter dapat mengukur kuat cahaya seperti pada ruangan office standartnya 250-750 lups. Intensitas yang cahayanya 60-62 lups. Pada ruang menggambar tehnik nilainya 100 lups. Namun alat-alat tersebut hanya dalam skala laboratorium perguruan tinggi atau lembaga yang bergerak dalam pengukuran intensitas cahaya dan bersifat analog tetapi pada idealnya antara 250-500 lups. Pada luxs-meter terdapat factor x1,x10,dan x100 (Februyani,2009).
Cahaya yang digunakan untuk menerangi ruangan baik yang berasal dari cahaya matahari maupun cahaya listrik harus diukur intensitasnya dan kandungan ultravioletnya. Untuk kepentingan ini setiap laboratorium konservasi harus memiliki alat luxs meter (photo meter) untuk mengukur intensitas cahaya dan UV monitor untuk mengukur kandungan ultraviolet dalam cahaya (Darmono,2007).
2.4 Eijkman Grap
Ejkman grap merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengambil sampel tanah yang ada di dasar sungai. Alat tersebut teruat dari besi yang beratnya kira-kira mencapai 2 kg (Basuki,2000).
Alat ini merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur kejernihan suatu air dan untuk mengetahui tingkat pencemarannya, alat ini juga untuk mengetahui tingkat keberagaman hewan dan tumbuhan yang ada disungai. Penerapan Eijkman grap menggunakan metode transek, setiap transek berjarak 1 km mulai dari lokasi daerah yang tercemar sampai muara sungai (Prabug,2008).
Eijkman grap dapat membantu kita mengetahui berbandingan sungai-sungai yang bersih dan tercemar. Misalnya cacing yang pendek, larva yang kerdil dan sesuatu yang dihubungkan dengan adanya pencemaran (Michel,1994).
2.5 Paranet Trap
Panjang tangkai jarring lebih kurang 1 meter terbuat dari kayu, bamboo atau dari logam ringan dan kuat agar mudah diayunkan dengan kecepatan melebihi kecepatan serangga. Alumunium banyak dipilih untuk tangkai jarring karena ringan. Kantong jarring dapat terbuat dari kain markiset skrim (kasa polyter) yang halus lembut dan tahan air (Suherianto,2008).
Keanekaragaman hayati yang ada pada ekosistem pertanian seperti persawahan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman, yaitu dalam system perputaran nutrisi. Perubahan iklim mikro dan detoksifikasi senyawa kimia (Altien,1999).
DAFTAR PUSTAKA
Asdak,Chay. 2007. Hidrologi. Yogyakarta : Gajahmada press university
Basuki. 2000. Konservasi tanah. Jakarta : Pustaka Media Pratama
Darmono. 2007. Perpustakaan sekolah. Jakarta : Grasindo
Fauzi,Ahmad. 2008. Fisika. Jakarta : Grafindo Media Utama
Indriyanto. 2006. Ekologi hutan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Michael. 1994. Metode ekologi untuk penyelidikan lading dan laboratorium. Jakrta : UIN Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar