LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK INSTRUMENTASI
EKOLOGI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lingkungan hidup adalah tempat
yang paling penting dan harus dijaga kelangsungannya. Lingkungan terdiri dari
biotik dan abiotic , keduanya haruslah seimbang dan tugas kita sebagai manusia
yang merupakan khalifah dibumi ini harus bisa menjaga dan memanfaatkan secara
baik dan benar sumber daya yang ada pada alam.
Dalam rangka menjaga lingkungan,
praktikan biologi wajib tahu tentang alat-alat yang akan membantu praktikan
mengenal alam seperti termohigrometer, anemometer, luxs-meter dan Eijkman-grap,
yang mana alat-alat ini memiliki fungsi dan kegunaan yang membantu praktikan
lebih memahami lingkungan mereka.
1.2
Manfaat
Dengan melakuan praktikum ini,
kita dapat lebih mengenal alam dan sudah kewajiban setiap manusia untuk menjaga
dan merawat alam. Lebih memahami lingkungan dan komponen-kompone penyusunnya.
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Termohigrometer
Alat tersebut terdiri atas pupa
dengan diameter tertentu yang didalamnya dilengkapi dengan kabel yang pada
bagian ujung bawahnya terdapat alat pelampung kabel tersebut pada bagian
atasnya dihubungkan dengan alat pencatat yang terdiri atas pencatat dan tabung
yang dibalut dengan kertas grafik. Untuk memantau fluktuasi tinggi muka air
tanah. Pipa beserta kabel tersebut dimasukkan kelubang dalam tanah sedemikian
sehingga memungkinkan alat penampung bebas untuk naik turun mengikuti fluktuasi
maka air tanah (Asadak,2007).
Angka pada termohigrometer
menunjukkan bahwa keadaan kelembapan di alam berkisar dari sangat basah pada
suatu pihak tertentu sampai sangat kering dipihak lain (Michael,1994).
2.2 Anemometer
Anemometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angina. Kecepatan angina adalah
kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada ketinggian dua meter di
atas tanah, perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan angina merupakan
factor yang menentukan kecepatan angina. Namun untuk kepentingan cuaca dan
iklim, pengukuran dilakukan dipermukaan tanah yang ditanami rumput. Kecepatan
angina akan berbeda pada permukaan yang ditutupi oleh vegetasi dengan
ketinggian tertentu. Misalnya tanaman padi, jagung, dan kedelai. Oleh karena
itu kecepatan angina dipengaruhi karakteristik permukaan yang dilaluinya.
Kecepata angina dapat diukur dengan alat yang disebut anemometer. Jenis
anemometer bermacam-macam tapi yang paling umum digunakan adalah anemometer
mangkuk (Darmono,2007).
Dalam fisika terapan, pengukuran
juga memegang peranan penting, misalnya ketika berada dalam kokpit pesawat terbang,
dapat melihat beberapa alat ukur ketinggian pesawat (altimeter), alat ukur
kecepatan angina (anemometer), dan alat ukur tekanan udara (barometer). Nilai
besaran yang ditunjukkan oleh pilot dan awak pesawat sehingga dapat melayang di
udara (Fauzi,2008).
2.3 Luxs meter
Luks-meter adalah alat yang
digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. Luks-meter dapat mengukur kuat
cahaya seperti pada ruangan office standartnya 250-750 lups. Intensitas yang
cahayanya 60-62 lups. Pada ruang menggambar tehnik nilainya 100 lups. Namun
alat-alat tersebut hanya dalam skala laboratorium perguruan tinggi atau lembaga
yang bergerak dalam pengukuran intensitas cahaya dan bersifat analog tetapi
pada idealnya antara 250-500 lups. Pada luxs-meter terdapat factor x1,x10,dan
x100 (Februyani,2009).
Cahaya yang digunakan untuk
menerangi ruangan baik yang berasal dari cahaya matahari maupun cahaya listrik
harus diukur intensitasnya dan kandungan ultravioletnya. Untuk kepentingan ini
setiap laboratorium konservasi harus memiliki alat luxs meter (photo meter)
untuk mengukur intensitas cahaya dan UV monitor untuk mengukur kandungan
ultraviolet dalam cahaya (Darmono,2007).
2.4 Eijkman Grap
Ejkman grap merupakan suatu alat
yang digunakan untuk mengambil sampel tanah yang ada di dasar sungai. Alat
tersebut teruat dari besi yang beratnya kira-kira mencapai 2 kg (Basuki,2000).
Alat ini merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mengukur kejernihan suatu air dan untuk mengetahui tingkat
pencemarannya, alat ini juga untuk mengetahui tingkat keberagaman hewan dan
tumbuhan yang ada disungai. Penerapan Eijkman grap menggunakan metode transek,
setiap transek berjarak 1 km mulai dari lokasi daerah yang tercemar sampai
muara sungai (Prabug,2008).
Eijkman grap dapat membantu kita
mengetahui berbandingan sungai-sungai yang bersih dan tercemar. Misalnya cacing
yang pendek, larva yang kerdil dan sesuatu yang dihubungkan dengan adanya
pencemaran (Michel,1994).
2.5 Paranet Trap
Panjang tangkai jarring lebih
kurang 1 meter terbuat dari kayu, bamboo atau dari logam ringan dan kuat agar
mudah diayunkan dengan kecepatan melebihi kecepatan serangga. Alumunium banyak
dipilih untuk tangkai jarring karena ringan. Kantong jarring dapat terbuat dari
kain markiset skrim (kasa polyter) yang halus lembut dan tahan air (Suherianto,2008).
Keanekaragaman hayati yang ada
pada ekosistem pertanian seperti persawahan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman, yaitu dalam system perputaran nutrisi. Perubahan iklim mikro
dan detoksifikasi senyawa kimia (Altien,1999).
DAFTAR PUSTAKA
Asdak,Chay. 2007. Hidrologi.
Yogyakarta : Gajahmada press university
Basuki. 2000. Konservasi
tanah. Jakarta : Pustaka Media Pratama
Darmono. 2007. Perpustakaan
sekolah. Jakarta : Grasindo
Fauzi,Ahmad. 2008. Fisika.
Jakarta : Grafindo Media Utama
Indriyanto. 2006. Ekologi
hutan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Michael. 1994. Metode
ekologi untuk penyelidikan lading dan laboratorium. Jakrta : UIN Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar